Selasa, 13 Desember 2011

Penebalan Bilik Kiri Jantung

Dr. Tommy C Siahaan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah masalah kesehatan yang kerap dijumpai di Indonesia berdasarkan Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007 kini diperkirakan 31,7 % dari total jumlah penduduk dewasa mengalami tekanan darah tinggi lebih dari 140/90 mmHg.
Namun ironisnya persentase penderita hipertensi yang  berobat relative kecil bahkan di Negara maju sekalipun. Tiadanya keluhan merupakan salah satu factor yang kerap “meninabobokan” penderita hipertensi. Masyarakat kita masih sering mengasumsikan bahwa tekanan darah tinggi atau kepala pusing. Bila tidak demikian, ya enggak perlu obat. Buat apa mengobati badan yang tidak sakit. Demikian pernyataan yang sering terlontar dari penderita

Adaptasi Jantung
Sejatinya keluhan yang tidak dirasakan itu bukanlah berarti organ –organ di dalam tubuh “ baik-baik saja”. Bisa jadi, tubuh telah melakukan adaptasi sedemikian rupa untuk “ menormalisasi “ keadaan tanpa disadari pemiliknya. Dalam menjalankan proses adaptasi inilah maka terdapat perubahan dalam tingkat seluler yang dalam beberapa waktu kemudian mengubah struktur organ yang akhirnya berpotensi memangkas kualitas dan bahkan kuantitas kehidupan.
Contoh yang paling jelas adalah organ jantung. Sebagai mesin pompa darah, otot bilik kiri jantung akan semakin meregang bila menghadapi tekanan darah yang meninggi. Bila regangan terjadi pada suatu reseptor khusus di membrane sel – sel jantung, untuk melakukan perubahan internal dalam sel sebagai upaya adaptasi mempertahankan diri menghadapi stress yang abnormal.
Kemudian terjadilah akumulasi kalsium dan sodium dalam sel serta aktivasi endotelin – 1, angiotesin II, serta berbagai factor neurohumoral. Hasil akhir rentetan proses biomolekular yang rumit itu adalah peningkatan sintesa protein dalam sel yang melebihi kemampuan degradasinya sehingga sel-sel pun membesar. Selain itu, jaringan ikat kolagen semakin banyak terbentuk. Perubahan itu membuat bilik kiri jantung menebal yang dikenal sebagai hipertrofi ventrikel kiri (HVK).
Walaupun HVK sebenarnya merupakan proses adaptasi jantung, namun para ahli menyebutnya sebagai a grave sign untuk melukiskan betapa tinggi resiko yang bakal dihadapi penderita. HVK pada pernderita Hipertensi meningkatkan resiko payah jantung, gangguan konduksi listrik dan melipatkan resiko kematian 2,5 kali.
Adanya HVK dapat diketahui dengan pemeriksaan ekokardiografi karena secara kasat mata tidak dapat diketahui jantung yang telah menebal. Melalui perasat pencitraan non-invasif yang secara prinsip mirip dengan ultrasonografi (USG) ini ketebalan otot jantung dapat diukur. Secar normal tebal bilik kiri adalah sekitar satu sentimeter. Alat ini juga dapat melihat adanya gangguan fungsi kontraksi atau relaksasi jantung yang diakibatkan hipertensi.

Bilik Kiri
Bila HVK tidak dihambat maka ruang bilik kiri dapat menyempit lantaran terdesak dinding yang menebal dan kelenturan otot-otot jantung terganggu karena jaringan ikat (kolagen) semakin mendominasi. Keadaan demikian akan membuat penderita kurang lega bernapas saat beraktifitas. Selain itu otot yang tebal juga menjerat cabang-cabang pembuluh darah koroner dalam otot jantung sehingga suplai oksigen dan nutrisi pada sel-sel pun terganggu. Hal inilah yang membuat penderita hipertensi mengeluh nyeri dada. Bila hal itu berlanjut terus maka semakin banyak sel-sel yang mati sehingga fungsi pompa darah jantung pun akan menurun. Maka penderita pun menjadi sering sesak
Dengan demikian keluhan pada penderita hipertensi mengisyaratkan persoalan sudah semakin kompleks. Pada situasi demikian, kerap terapi yang dilakukan hanya sanggup memperlambat laju kerusakan jantung bukan memperbaikinya.
Untuk itulah hipertensi tampaknya tidak dapat diabaikan begitu saja. Terapi hipertensi terutama pada tahap dini tidaklah mahal. Hanya perlu perubahan gaya hidup dengan mengatur pola makan dan aktivitas fisik yang memadai. Membatasi asupan aklori bagi mereka yang kegemukan, diet rendah garam (termasuk makanan yang asin-asin). Banyak mengomsumsi sayuran serta buah-buahan yang banyak mengandung kalium (seledri, kol jamur) dan magnesium (kacang-kacangan) berefek baik bagi tekanan darah.
Rokok harus dihindari walaupun itu sulit,zat nikotin dan radikal bebas yang terkandung dalam rokok akan merangsang system neural dan hormonal yang bisa melonjakkan darah,olah raga aerobic yang dilakukan secara rutin disesuaikan dengan kemampuan dapat mengendurkan kontraksi pembuluh nadi sehingga darah pun dapat beranjak turun.

OBAT JANTUNG
Formula bunga =Flower Formula=Resep Bunga-Bunga (HF) dibuat berdasarkan penelitian ilmiah oleh Institusi PHYTOBIOPHYSICS selama lebih dari 25 tahun yang dirintis oleh Profesor DR. Dame Diana Mossop dari Inggris.
Produk  FORMULA BUNGA (HF) terbuat dari saripati bunga-bunga dengan berbagai warna tertentu yang mengandung energi  oleh sebab itu HF dikatakan obat energi.  Formula Bunga (HF) bekerja dengan cara menyeimbangkan energi dalam tubuh manusia dan menghilangkan hambatan -hambatan energi dalam tubuh sehingga akan timbul pemulihan secara menyeluruh baik fisik,emosi, mental maupun spiritual.

PROSES PEMBUATAN
Produk Flower Formula atau  Formula Bunga (HF) dibuat dengan pengawasan yang sangat ketat dari GMP Laboratory Inggris. (GMP = Good Manufactuting Practice = Standar Produksi untuk proses dan produk
Produk sari pati bunga-bunga dibuat dari sumber larutan bunga-bunga atau tumbuh-tumbuhan yang tidak mengandung bahan-bahan kimia sintetis,tidak mengandung pengawet,pewarna atau zat-zat tambahan lainnya.

Formula Bunga (HF) terbuat dari Sari pati bunga-bungaan berbentuk larutan (tincture) yang mengandung fibrasi/panjang gelombang/energi yang diteteskan pada tablet plasebo (tablet kosong) yang terbuat dari bahan gula sukrosa/gula jagung. Energi HF dapat diukur dengan menggunakan alat GALVANOMETER. Satuan ukuran yang digunakan adalah NANOMETER (nm) yaitu ukuran panjang gelombang yang dihasilkan oleh getaran energi yang terkandung dalam masing-masing  Formula Bunga (HF).

Formula Bunga nomor 8, 9, 11,13 dan 18 bekerja sebagai Obat Jantung alami, tanpa efek samping. 
  • HF 8 adalah obat jantung yang bekerja pada sistem medulla oblongata yang berkaitan dengan pengendalian denyut nadi, pernafasan, kesadaran dan psikologis. 
  • HF 9 adalah  Obat Jantung yang mengendalikan dan menormalkan sistem hormon Tiroid dan ParaTiroid.
  • HF 11 adalah  Obat Jantung yang bekerja pada sistem kelistrikan/elektrik organ jantung. 
  • HF 13 adalah  Obat Jantung yang bekerja pada organ ginjal dan anak ginjal (kelenjar Adrenal) yang mengendalikan sistem adrenalin. 
  • HF 18 adalah  Obat Jantung yang bekerja pada sistem sirkulasi darah pembuluh arteri maupun pembuluh vena. Kombinasi semua HF ini bekerja secara sinergis dan menyeluruh untuk menormalkan gangguan pada Jantung dan penyakit jantung. Untuk pengobatan penyakit jantung, Konsumsilah Obat Jantung berupa Kombinasi HF ini selama  3 bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar